Tinjauan Mata Pelajaran
1.
Deskripsi Mata Pelajaran.
Pendidikan
Agama Islam dirancang untuk mempelajari Agama Islam guna memperkuat keimanan siswa
kepada Allah SWT, serta memperluas wawasan hidup beragama. Dalam Mata pelajaran
ini secara umum membahas tentang esensi ajaran Islam baik yang berkenaan dengan
Akidah, Syari’ah maupun Akhlak/Tasawuf.
Pendidikan
Agama di Sekolah menengah Pertama bertujuan untuk membantu terbinanya siswa
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
berfikir filosofis, bersikap rasional, berpandangan luas, ikut serta
mengembangkan dan memanfaatkan ilmu dan teknologi untuk kepentingan manusia.
Mata pelajaran Pendidikan Agama merupakan salah satu komponen yang tidak dapat
dipisahkan dari kelompok Mata pelajaran budi pekerti dan wajib diambil oleh
setiap siswa yang beragama Islam pada semua jenjang pendidikan.
2.
Manfaat Mata Pelajaran
Manfaat Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama ini sebagai
penunjang bekal pengetahuan seorang siswa agar mengenal lebih dalam lagi tentang ilmu agama
islam, sebagai persiapan siswa untuk
menghadapi pendidikan agama islam di jenjang yang lebih tinggi, baik ditingkat
SLTA sederajat maupun di Perguruan Tinggi.
3.
Tujuan/Standar Kompetensi
Adapun tujuan
atau standar Kompetensi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah siswa
memiliki wawasan dan pemahaman tentang Pendidikan Agama Islam sebagai konsep,
teori dan implementasi dalam praktek Pendidikan Agama Islam serta pengamalan
sehari-hari dalam kehidupan dilingkungan sekolah dan masyarakat luas.
4.
Susunan Bahan Ajar :
a.
Menghayati
Al-Quran sebagai implementasi dari Pemahaman Rukun Iman.
1.
Menghayati
Al-Qur’an
2.
Rukun
Iman Ada enam Perkara
3.
Penjelasan
konsep Al Qur’an tentang taqwa
4.
Implikasi
taqwa dalam kehidupan
5.
Dampak
orang yang bertaqwa
b.
Beriman
Kepada Allah SWT.
1.
Pengertian
Iman
2.
Pengertian
Iman Kepada Allah SWT
3.
Makrifat
4.
Cara
Mengakui Ada-NYA Allah SWT.
5.
Dalil-dalil
Iman Kepada Allah SWT yang terkandung di dalam al-Quran dan hadis-hadis nabi.
c.
Beriman
Kepada Malaikat Allah SWT
1.
Pengertian
Malaikat
2.
Beriman
Kepada Malaikat
5.
Cara Pembelajaran.
Bagi
Pembaca yang ingin mempelajari modul ini, cermatilah segala kalimat dan Bahasan
dengan seksama, pahami gaya bahasa dan maksud yang disampaikan penulis, agar
pembaca dapat mengambil pelajaran dari apa yang ada di modul ini, carilah
referensi lain yang berkaitan dengan pokok bahasan modul ini dan tanyakan pada
ahlinya untuk mendapatkan kepahaman yang jelas.
Kegiatan Belajar I
a.
Menghayati
Al-Qur’an sebagai implementasi dari
pemahaman Rukun Iman
1.
Menghayati Al-Qur’an
Al-Qur'an
merupakan sumber utama bagi kehidupan umat Islam, baik dari segi hukum, sosial,
pendidikan, ekonomi, politik, dakwah, budaya, dan lain sebagainya dan yang
paling utama adalah menunjukkan jalan lurus menuju ke surga dan me-wanti-wanti
bahaya dan mengerikannya siksa neraka. Dan seperti inilah seharusnya umat Islam
berinteraksi dengan Al-Qur'an. Karena Allah SWT ketika menurunkannya,
berkeinginan agar Al-Qur’an dijadikan sebagai pedoman hidup manusia, guna
mencapai kebahagiaan yang sebenarnya, baik di dunia maupun di akhirot.
1.
Memperhatikan
(menghayati) merupakan perintah Allah SWT, sebagaimana yang difirmankan Allah
dalam Al-Qur'an
(47:24): أفلا يتدبرون القرآن
أم على قلوب أقفالها
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan
al-Qur'an, ataukah hati mereka terkunci?"
2.
Memperhatikan
penting guna memahami isi kandungan / makna al-Qur'an agar faham apa yang
menjadi perintah-larangan Allah yang ada didalam al-Qur'an.
3.
Bersungguh-sungguh
dalam memperhatikan dan menghayati al-Qur'an merupakan sarana untuk menambah
keimanan kepada Alllah SWT. Dalam al-Qur'an Allah berfirman (8 : 2):
إنما المؤمنون الذين
إذا ذكر الله وجلت قلوبهم وإذا تليت عليهم آياته زادتهم إيمانا وعلى ربهم يتوكلون
"Sesungguhnya orang-orang
yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut Allah, gemetarlah hati
mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman
mereka dan kepada Tuhan mereka-lah mereka bertawakal.”
4.
Bersungguh-sungguh
dalam memperhatikan dan menghayati al-Qur'an juga merupakan sarana untuk
menggerogoti dan menghilangkan karat-karat yang melekat pada hati manusia.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda,
قال رسول الله صلى
الله عليه وسلم: إن القلوب تصدع كما يصدع الحديد،
قالوا وما جلاءها يا
رسول الله؟ قال تلاوة القرآن وذكر الموت.
“Sesungguhnya
hati manusia itu memiliki potensi untuk berkarat sebagaimana berkaratnya besi.
Sahabat bertanya, kalau demikian maka apakah pengikisnya wahai Rasulullah SAW?,
beliau menjawab, tilawatul Qur’an wa dzikrul maut.” (HR. Tabrani)
Jadi bagaimana
ketika kita membaca al-Qur'an itu kita bisa memahami, menghayati makna dan
keterangan dari setiap ayat yang kita baca. Membiarkan hati kita bergetar
membayangkan bahwa Maha Kuasa-nya Allah setiap segala sesuatu dan betapa indah
dan ajaibnya al-Qur'an yang di turunkan-Nya, membayangkan cerita-cerita yang
ada didalam al-Qur'an untuk kita ambil hikmahnya, menanamkan dengan dalam rasa
takut kepada ancaman-ancaman dari Allah jika melanggar perintahnya, dan
berusaha bagaimana agar bisa mendapatkan kenikmatan-Nya yang pol berupa surga
bagi manusia yang selalu bertaqwa kepadanya.. Mengerti makna dan keterangan
dalam al-Qur'an tentu saja tidak dari kamus, buku-buku, atau angan-angan
sendiri, dibutuhkan ngaji atau belajar langsung dengan ustadz(ah) atau guru
yang benar-benar mengerti tentang al-Qur'an.
2.
RUKUN IMAN ADA ENAM PERKARA :
1.
BERIMAN KEPADA ALLAH SWT
Beriman kepada
Allah s.w.t merupakan Rukun Iman yang pertama, yang menjadi dasar keimanan
seseorang itu. Beriman kepada Allah s.w.t beerti wajib mempercayai Allah s.w.t
itu ada, Ia Maha Berkuasa, Maha Mencipat dan Maha Mengetahui segala apa yang
ada di langit, di udara, di muka bumi dan juga di lautan. Dia adalah Maha Esa,
yakni tunggal dan tidak menyerupai dan tidak diserupai oleh sesuatu.
Seperti firman-Nya yang bermaksud :
"Katakanlah wahai Muhammad, bahawa Allah itu satu. Allah
tempat segala makhluk bergantung. Allah tidak beranak dan tidak pula
diperanakkan. Dan tidak sesiapapun yang setara atau seumpama dengan
Allah."
2.
BERIMAN KEPADA MALAIKAT
Beriman kepada malaikat beerti wajib
bagi setiap orang Islam mengetahui bahawa malaikat adalah makhluk yang Allah
s.w.t jadikan daripada cahaya dan boleh berupa berbagai bentuk, tidak bersifat
seperti sifat manusia. Malaikat juga menjalankan perintah Allah s.w.t dengan
taat dan patuh. Jumlah malaikat adalah terlalu banyak dan kita sebagai umat
Islam wajib mengetahui 10 daripadanya.
Nama Malaikat Tugasnya
a.
Jibril Menyampaikan
wahyu
b.
Raqib Mencatat
amalan keburukan
c.
Atib Mencatat
amalan kebaikan
d.
Izrail
Mengambil nyawa
e.
Mikail
Menurunkan rezeki
f.
Israfil Meniup
sangkakala
g.
Mungkar Menyoal orang
mati
h.
Nankir Menyoal orang
mati
i.
Malik Menjaga
neraka
j.
Ridzuan Menjaga
syurga
3.
BERIMAN KEPADA RASUL
Beriman kepada
Rasul dan Nabi merupakan rukun Iman yang ketiga. Bagi orang Islam wajiblah
yakin dan percaya bahawa Allah s.w.t telah mengutuskan para Rasul dan Nabi
kepada manusia di dunia ini bagi menunjukkan jalan ke arah kebenaran dan
kebahagian di dunia dan di akhirat. Jumlah Nabi dan Rasul yang wajib diketahui
adalah seramai 25 orang.
4.
BERIMAN
KEPADA KITAB
Beriman kepada
kitab Allah bererti kita wajib beriktikad dan yakin dengan sebenar-benarnya
bahawa sesungguhnya Allah s.w.t mempunya beberapa kitab suci yang merupakan
firman Allah s.w.t yang hakiki. Diturunkan melalui wahyu yang disampaikan
melalui perantaraan malaikat Jibril a.s. Sejak Zaman Nabi Adam a.s sehinnga
kepada Nabi Muhammad s.a.w, jumlah kitab suci yang diturunkan adalah sebanyak
104 iaitu 100 buah suhuf dan 4 buah kitab suci.
Senarai kitab dan penerimanya :
a.
Taurat
- Nabi Musa a.s
b.
Zabur
- Nabi Daud a.s
c.
Injil
- Nabi Isa a.s
d.
Al-Quran
- Nabi Muhammad s.a.w
5.
BERIMAN
KEPADA HARI AKHIRAT
Percaya kepada
hari akhirat ialah kita wajib beriktikad dan meyakini bahawa akan adanya hari
akhirat atau hari kiamat (pembalasan) di mana pada hari itu semua manusia akan
dibangunkan kembali di padang Mahsyar untuk menerima hukuman berdasarkan segala
amal perbuatan mereka semasa mereka hidup di muka bumi Allah s.w.t ini.
Ø Tanda-tanda kecil akan kedatangan hari akhirat :
1.
Sedikit
orang alim dan banyak orang jahil.
2.
Perempuan
lebih ramai daripada lelaki.
3.
Urusan
agama ditakbir oleh orang yang bukan ahli.
4.
pelacuran
dan maksiat berlaku dengan meluas.
5.
Minum
arak dan benda yang memabukkan menjadi kebanggaan.
6.
Orang
miskin menjadi kaya, membina bangunan dan gedung tinggi mencakar langit.
7.
Banyak
berlaku gerak gempa.
Ø
Tanda-tanda
Besar akan kedatangan hari akhirat :
1.
Keluar
dajjal merosakkan agama.
2.
Keluar
binatang yang dipanggil Dabbatul Ard merusakkan manusia.
3.
Keluar
Yakjuj dan Makjuj.
4.
Hilangnya
al-Quran dari mashafnya.
5.
Terbit
matahari dari sebelah barat.
6.
BERIMAN KEPADA QADA DAN QADAR
Beriman kepada qada dan qadar disebut juga sebagai percaya kepada
takdir. Iaitu seseorang itu mesti yakin dan percaya bahawa segala yang berlaku
dalam alam ini semuanya ketentuan dan ketetapan Allah s.w.t.
Arti Qadar :
Ketentuan yang mesti berlaku atas tiap-tiap makhluk, sesuai denag
batas-batas yang telah ditentukan oleh Allah s.w.t sejak azali lagi sama ada
yang baik atau buruk.
Arti Qada :
Ialah pelaksanaan Allah s.w.t terhadap apa yang telah ditetapkan
sejak azali lagi.
3.
Penjelasan konsep Al Qur’an tentang taqwa
Secara
etimologis kata taqwa merupakan bentuk masdar dari ittaqâ–yattaqiy
ittaqâ–yattaqiy (اتَّقَى- يَتَّقِىْ),yang bearti “menjaga diri dari segala yang membahayakan”. Kata
ini berasal dari kata waqa-yagi-wiqayah yang berarti “menjaga diri menghindari
dan menjahui” yaitu menjaga sesuatu dari segala yang dapat menyakiti dan
mencelakan. Jadi yang dimaksud taqwa adalah kata yang sudah umum didengar dan
sangat familiar baik di dunia keagamaan maupun pendidikan. Taqwa mengandung
pengertian yang berbeda-beda di kalangan ulama, namun semuanya bermuara pada
satu pengertian yaitu Seorang hamba melindungi dirinya dari kemurkaan Allah
azza wa jalla dan juga siksaNya. Hal itu dilakukan dengan melaksanakan yang
diperintahkan dan menjauhi yang dilarangNya
Beberapa
Ciri-ciri Orang Bertaqwa Dalam Al-Qur’an Berdasarkan beberapa ayat Alqur’an,
ada beberapa ciri orang bertaqwa, diantaranya : 1) beriman dan meyakini tanpa
keraguan bahwa Alqur’an sebagai pedoman hidupnya. 2) beriman kepada
perkara-perkara yang gaib. 3) mendirikan sembahyang; 4) orang yang selalu
membelanjakan sebahagian dari rezeki yang diperolehnya. 5) orang yang selalu mendermakan hartanya baik
ketika senang maupun susah; 6) orang yang bisa menahan amarahnya, dan mudah
memberi maaf;.7) mensyukuri nikmat Allah yang telah diterimanya, karena Allah
mengasihani orang-orang yang selalu berbuat kebaikan.8) takut melanggar
perintah Allah. 9) oleh karena itu, tempat mereka adalah surga sesuai dengan
yang dijanjikan Allah, dan tempatnya tidak jauh dari mereka.
4.
Implikasi taqwa dalam kehidupan
Implikasi taqwa
dalam kehidupan adalah adalah mereka –
mereka yang taat kepada apapun yang telah diperintahkan oleh Allah SWT.
Contohnya : menjalankan ibadah sholat, puasa, zakat, saling menolong kepada
sesama manusia, dan sebagainya
a.
Selalu
ingat Allah dan bertaubat.
"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa
was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka
melihat kesalahan-kesalahannya." (QS. Al A'raaf : 201)
b.
Takut
kepada Rabb-nya meskipun tidak bisa melihat-Nya.
"(yaitu) orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka,
sedang mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan (tibanya) hari
kiamat." (QS. Al Anbiyaa' : 49)
"Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada
dua syurga" (QS. Ar Rahmaan :46)
c.
Taat
selamanya hanya kepada Allah.
"Dan kepunyaan-Nya-lah segala apa yang ada di langit dan di
bumi, dan untuk-Nya-lah ketaatan itu selama-lamanya. Maka mengapa kamu bertakwa
kepada selain Allah?" (QS. An Nahl : 52)
d.
Beriman,
mendirikan sholat, dan menafkahkan rezki di jalan Allah
"(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang
mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan
kepada mereka." (QS. Al Baqarah : 3)
"Bukanlah
menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya
kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang
memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan)
hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang
menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang
benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa" (QS. Al
Baqarah : 177)
5.
Dampak orang yang bertaqwa.
Orang-orang
bertakwa diberi berbagai kelebihan oleh Allah Swt, tidak hanya ketika mereka di
akhirat nanti tetapi juga ketika mereka berada di dunia ini. Beberapa kelebihan
mereka disebutkan di dalam al-Quran, antara lain: (1) Dibukakan jalan keluar
pada setiap kesulitan yang dihadapinya (2) Dimudahkan segala urusannya (3)
Dilimpahkan kepadanya berkah dari langit dan bumi (4) Dianugerahi furqân (فُرْقَان), yakni petunjuk untuk dapat membedakan yang hak dan bathil dan
(5) Diampuni segala kesalahan dan dihapus segala dosanya. Dalam Qs. Ali Imron
ayat 102 Allah berfirman Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah
sebenar-benarnya taqwa kepadaNya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
dalam keadaan beragama Islam. Jika seorang ingin mencapai derajat taqwa
mustahil ia dapatkan dalam waktu yang sekejap melainkan melalui proses yang
sangat panjang dengan izin Allah. Allah pun tidak melihat hasil melainkan
proses melalui ujian-ujian yang diberikan pada hambaNya baik dalam bentuk
kebaikan maupun keburukan, kelonggaran maupun kesempitan dan sebagainya. Allah
pun memberikan keluasaan untuk memilih bagi hambanya dua jalan yang terbentang
dihadapannya berupa jalan fujur dan taqwa sebagaimana disebutkan dalam Al
Qur’an.
Allah
menegaskan, bahwa barang siapa yang selalu berupaya merealisir takwanya dalam
segala aktivitas riil-konkrit kesehariannya, maka Allah tidak hanya akan
memberinya kebaikan di dunia–kebaikan sosial, kebaikan profesi, dan kebaikan
solusi bagi problema dirinya, tetapi juga pahala yang sangat besar. Aktualisasi
takwa di sisi lain akan mendorong umat manusia, untuk tidak pernah berhenti
melakukan perubahan dan kompetisi. Bukan kompetisi untuk memunculkan yang
munkar, tapi kompetisi untuk memunculkan yang baik. Keragaman baik itu budaya,
suku, ras, dan agama, maupun juga ragam profesi dalam konteks takwa bukanlah
hambatan untuk bekerja maksimal merealisir amal saleh dan membawa amal
jariyah. “Hai manusia, sesungguhnyaa
Kami mencip-takan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
b.
Tes
Foematif.
Setelah kita membaca modul diatas,
untuk menguji kemampuan dalam belajar maka akan diadakan tes formatif dengan
soal sebagai berikut :
1.
Sebutkan
Pengertian Al-Qur’an ?
2.
Jelaskan
Dampak-dampak orang yang bertaqwa dalam kehidupan sehari-hari ?
3.
Coba
Anda sebutkan apa Implikasi dari orang yang bertaqwa ?
c.
Umpan Balik
Siswa Mampu membaca dan menulis
Al-Qur’an serta bisa menghayati apa yang menjadi Kandungan dalam al-Quran,
sehingga bisa mengimplemtasikan dalam kehidupan sehari-hari, menjadi seorang yang beraklak mulia dan
menjadi generasi penerus yang berjiwa religious untuk menghadapi era
globalisasi dan tantangan zaman di masa yang akan dating.
d.
Tindak Lanjut.
Modul ini dibuat untuk mempermudah
peserta didik untuk bisa belajar dengan mandiri, masih banyak kekurangan yang
terdapat dalam modul ini, kiranya pembaca atau peserta didik bisa mencari
sumber-sumber yang lain untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang berkaitan
dengan judul dan pembahasan tentang pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
e.
Rangkuman.
Al-Qur'an merupakan sumber utama
bagi kehidupan umat Islam, baik dari segi hukum, sosial, pendidikan, ekonomi,
politik, dakwah, budaya, dan lain sebagainya dan yang paling utama adalah
menunjukkan jalan lurus menuju ke surga dan me-wanti-wanti bahaya dan
mengerikannya siksa neraka. Dan seperti inilah seharusnya umat Islam
berinteraksi dengan Al-Qur'an.
Allah menegaskan, bahwa barang siapa
yang selalu berupaya merealisir takwanya dalam segala aktivitas riil-konkrit
kesehariannya, maka Allah tidak hanya akan memberinya kebaikan di
dunia–kebaikan sosial, kebaikan profesi, dan kebaikan solusi bagi problema
dirinya, tetapi juga pahala yang sangat besar. Aktualisasi takwa di sisi lain
akan mendorong umat manusia, untuk tidak pernah berhenti melakukan perubahan
dan kompetisi. Bukan kompetisi untuk memunculkan yang munkar, tapi kompetisi
untuk memunculkan yang baik. Keragaman baik itu budaya, suku, ras, dan agama,
maupun juga ragam profesi dalam konteks takwa bukanlah hambatan untuk bekerja
maksimal merealisir amal saleh dan membawa amal jariyah.
f.
Kunci Jawaban
2.
Segi
Bahasa
Dari
segi bahasa, Qur’an berasal dari qara’a, yang berarti menghimpun dan
menyatukan. Sedangkan Qira’ah berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata yang
satu dengan yang lainnya dengan susunan yang rapih. Adapun dari segi
istilahnya, Dr. Subhi Al Salih mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut, AlQur’an
adalah Kalamullah yang merupakan mu’jizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad
SAW, yang disampaikan kepada kita secara mutawatir dan dijadikan membacanya
sebagai ibadah.
3.
Dampak-dampak
orang yang bertaqwa ?
1.
Dibukakan
jalan keluar pada setiap kesulitan yang dihadapinya.
2.
Dimudahkan
segala urusannya
3.
Dilimpahkan
kepadanya berkah dari langit dan bumi.
4.
Dianugerahi
furqân (فُرْقَان), yakni petunjuk untuk
dapat membedakan yang hak dan bathil dan
5.
Diampuni
segala kesalahan dan dihapus segala dosanya. Dalam Qs. Ali Imron ayat 102 Allah
berfirman Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah
sebenar-benarnya taqwa kepadaNya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
dalam keadaan beragama Islam. Jika seorang ingin mencapai derajat taqwa
mustahil ia dapatkan dalam waktu yang sekejap melainkan melalui proses yang
sangat panjang dengan izin Allah. Allah pun tidak melihat hasil melainkan
proses melalui ujian-ujian yang diberikan pada hambaNya baik dalam bentuk
kebaikan maupun keburukan, kelonggaran maupun kesempitan dan sebagainya. Allah
pun memberikan keluasaan untuk memilih bagi hambanya dua jalan yang terbentang
dihadapannya berupa jalan fujur dan taqwa sebagaimana disebutkan dalam Al
Qur’an.
3.
Implikasi
Orang bertakwa.
1.
Selalu
ingat Allah dan bertaubat.
2.
Takut
kepada Rabb-nya meskipun tidak bisa melihat-Nya.
3.
Taat
selamanya hanya kepada Allah.
4.
Beriman,
mendirikan sholat, dan menafkahkan rezki di jalan Allah
g.
Senerai
1.
Hadis
: Perintah, Perbuatan, Tingkah Laku, Ucapan Nabi yang diriwayatkan oleh para
sahabat dan periwayat lainnya.
2.
Firman
: Kalam Allah, Perkataan tuhan
3.
Hari
Akhirat : Hari Kiamat
4.
Dajjal
: Pembohong, Penipu, tukang penyebar kebatilan
5.
Implikasi
:Kesimpulan, Keterlibatan atau keadaan terlibat, pelibatan, Penyelipan Masalah
6.
Taqwa
: Orang Melaksanakan perintah-NYA dan menjauhi Larang-NYA
KEGIATAN BELAJAR II
a.
BERIMAN KEPADA ALLAH SWT
1.
Pengertian Iman
Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan
menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan
dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian,
pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu
benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian
pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan
secara nyata. Jadi, seseorang
dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna apabila memenuhi
ketiga unsur keimanan di atas.
Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah,
tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka
orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab,
ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak
dapat dipisahkan. Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang sangat mendasar
bagi seseorang. Allah memerintahkan agar ummat manusia beriman kepada-Nya,
sebagaimana firman Allah yang akan dibahas dimateri berikutnya dibawah ini :
2.
Pengertian Iman Kepada Allah
Iman kepada Allah ialah:
a.
Membenarkan
dengan yakin akan adanya Allah;
b.
Membenarkan
dengan yakin akan keesaan-Nya, baik dalam perbuatan-Nya menciptakan alam
makhluk seluruhnya, maupun dalam menerima ibadat segenap makhluk-Nya;
c.
Membenarkan
dengan yakin, bahwa Allah bersifat dengan segala sifat sempurna, suci dari
segala sifat kekurangan dan suci pula dari menyerupai segala yang baharu
(makhluk).
3.
Makrifat
Perlu dijelaskan lebih dahulu, bahwa
membenarkan dalam pengertian iman seperti yang tersebut di atas, ialah suatu
pengakuan yang didasarkan kepada makrifat. Karena itu perlulah kiranya
diketahui dahulu akan arti dan kedudukan makrifat itu.
Makrifat ialah: "Mengenal Allah
Tuhan seru sekalian alam" untuk mengenal Allah, ialah dengan memperhatikan
segala makhluk-Nya dan memperhatikan segala jenis kejadian dalam alam ini.
Sesungguhnya segala yang diciptakan Allah, semuanya menunjukkan akan
"adanya Allah". memakrifati Allah, maka Dia telah menganugerahkan
akal dan pikiran. Akal dan pikiran itu adalah alat yang penting untuk
memakrifati Allah, Zat yang Maha Suci, Zat yang tiada bersekutu dan tiada yang
serupa. Dengan memakrifati-Nya tumbuhlah keimanan dan keislaman. Makrifat
itulah menumbuhkan cinta, takut dan harap. Menumbuhkan khudu' dan khusyuk
didalam jiwa manusia. Karena itulah makrifat dijadikan sebagai pangkal
kewajiban seperti yang ditetapkan oleh para ahli ilmu Agama. Semuanya menetapkan:
"Awwaluddini, ma'rifatullah permulaan agama, ialah mengenal Allah".
Dari kesimpulan inilah pengarang az-Zubad merangkumkan syairnya yang berbunyi:

Permulaan kewajiban manusia, ialah mengenal akan Allah dengan
keyakinan yang teguh.
Dalam pada itu, harus pula
diketahui, bahwa makrifat yang diwajibkan itu, ialah mengenali sifat-sifat-Nya
dan nama-nama-Nya yang dikenal dengan al-Asmaul Husna (nama-nama yang indah
lagi baik). Adapun mengetahui hakikat Zat-Nya, tidak dibenarkan, sebab akal
pikiran tidak mampu mengetahui Zat Tuhan. Abul Baqa al-'Ukbary dalam
Kulliyiat-nya menulis: "ada dua martabat Islam: (l) di bawah iman, yaitu
mengaku (mengikrarkan) dengan lisan, walaupun hati tidak mengakuinya; dan (2)
di atas iman, yaitu mengaku dengan lidah mempercayai dengan hati, dan
mengerjakan dengan anggota".
Sebagian besar ulama Hanafiyah dan ahli hadits menetapkan bahwa
iman dan Islam hanya satu. Akan tetapi Abul Hasan al-Asy'ari mengatakan: Iman
dan Islam itu berlainan".
Abu Manshur al-Maturidi berpendapat,
bahwa: "Islam itu mengetahui dengan yakin akan adanya Allah, dengan tidak
meng-kaifiyat-kan-Nya dengan sesuatu kaifiyat, dengan tidak menyerupakan-Nya
dengan sesuatu pun dari makhluk-Nya. Tempatnya yang tersebut ini, ialah dalam
hati. Iman ialah mempercayai (mengetahui) akan ketuhanan-Nya dan tempatnya
ialah di dalam dada (hati). Makrifat ialah mengetahui Allah dan akan segala
sifat-Nya. Tempatnya ialah di dalam lubuk hati (fuad). Tauhid ialah mengetahui
(meyakini) Allah dengan keesaan-Nya. Tempatnya ialah di dalam lubuk hati dan
itulah yang dinamakan rahasia (sir).
Inilah empat ikatan, yakni: lslam,
iman, makrifat, dan tauhid yang bukan satu dan bukan pula berlainan. Apabila
keempat-empatnya bersatu, maka tegaklah Agama.
4.
Cara Mengakui Ada-Nya Allah
Mengakui ada-Nya Allah, ialah:
"Mengakui bahwa alam ini mempunyai Tuhan yang wajib wujud (ada-Nya), yang
qadim azali, yang baqi (kekal), yang tidak serupa dengan segala yang baharu.
Dialah yang menjadikan alam semesta dan tidaklah sekali-kali alam ini terjadi
dengan sendirinya tanpa diciptakan oleh yang wajib wujud-Nya itu".
Demikianlah ringkasan cara
mengetahui akan ada-Nya Allah, Sang Maha Pencipta dan Maha Pengendali alam yang
sangat luas dan beraneka ragam ini.
5.
Dalil-Dalil Tentang Iman Kepada Allah
Firman Allah SWT:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى
رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ
وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا
بَعِيدًا
Wahai orang yang beriman; berimanlah kamu kepada Allah, Rasul-Nya
(Muhammad SAW), kitab yang diturunkan kepada Rasul-Nya dan kitab yang telah
diturunkan sebelumnya. Barangsiapa kafir (tidak beriman) kepada Allah,
malaikat-Nya. kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan Hari Akhirat, maka
sesungguhnya orang itu sangat jauh tersesat. QS. an-Nisaa' (4): 136.
وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ
وَاحِدٌ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ
Dan Tuhan itu, Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada Tuhan selain Dia.
Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang. QS. al-Baqarah (2): 163.
اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لا تَأْخُذُهُ
سِنَةٌ وَلا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ مَنْ ذَا
الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا
خَلْفَهُمْ وَلا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلا بِمَا شَاءَ وَسِعَ
كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَلا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ
الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

Dialah Allah, Tuhan Yang Tunggal, yang tiada Tuhan selain Dia, yang
mengetahui perkara yang tersembunyi (gaib) dan yang terang Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang. Dialah Allah, tidak tidak ada Tuhan selain Dia, Raja Yang
Maha Suci, yang sejahtera yang memelihara, yang Maha Kuasa. Yang Maha Mulia,
Yang Jabbar,lagi yang Maha besar, maha Suci Allah dari segala sesuatu yang
mereka perserikatkan dengannya. Dialah Allah yang menjadikan, yang menciptakan,
yang memberi rupa, yang mempunyai nama-nama yang indah dan baik. Semua isi
langit mengaku kesucian-Nya. Dialah Allah Yang Maha keras tuntutan-Nya, lagi
Maha Bijaksana. QS. al-Hasyr (59): 22-24
Dalam Surat Al-Ikhlash, yang mempunyai arti:
"Katakanlah olehmu (hai Muhammad): Allah itu Maha Esa. Dialah
tempat bergantung segala makhluk dan tempat memohon segala hajat. Dialah Allah,
yang tiada beranak dan tidak diperanakkan dan tidak seorang pun atau sesuatu
yang sebanding dengan Dia." QS. al-Ikhlash (112): 1-4.
Sabda RasululIah SAW:

Katakanlah olehmu (wahai Sufyan, jika kamu benar-benar hendak
memeluk Islam): Saya telah beriman akan Allah; kemudian berlaku luruslah kamu.
(HR. Taisirul Wushul, 1: 18).

Manusia yang paling bahagia memperoleh syafaat-Ku di hari kiamat,
ialah: orang yang mengucapkan kalimat La ilaha illallah. (HR. Muslim, Taisirul
Wushul, 1: 12).

b.
Tes Formatif.
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1.
Apa
Pengertian Iman, Jelaskan !
2.
Apa
Pengertian Iman Kepada Allah SWT, Jelaskan !
3.
Apa
Yang dimaksud dengan makrifat, Jelaskan !
c.
Umpan Balik
Dengan mengenal ciptaan Allah SWT kita semakin yakin dan bisa
menambah keimanan kita, langit diciptakan tanpa tiang, ini bukti kuasa Allah
kepada Hambanya yang nyata-nyata bisa langsung dilihat oleh mata telanjang, dan
keberadaan ciptaan Allah SWT yang berbeda satu sama yang lainnya juga bukti
konkrit bahwa Allah SWT Benar-benar ada, Beriman Kepada Allah SWT cukup dengan
melihat kebesaran dan merenungi apa yang Allah SWT ciptakan, sehingga kita akan
bertanbah kadar keimanan dan ketakwaan terhadap Allah SWT.
d.
Tindak Lanjut
Ke-Esaan Allah SWT sampai saat ini belum ada yang bisa
menandinginya, semua firman-firman Allah SWT yang tertuang dalam Al-Qur’an yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman dan jalan lurus bagi orang
yang beriman dan bertakwa, telah terbukti ampuh dan mampu menjawab tantangan
zaman, apa yang diceritakan dan apa yang dikabarkan dalam al-Qur’an, tentang
kabar baik dan buruk semuanya akan terjadi dimuka bumi ini, walaupun ada yang
sifatnya rahasia.
Beriman Kepada Allah SWT dengan mengimani Mahkluk ciptaannya akan
menambah keimanan yang kuat dan hidup menjadi nikmat.
e.
Rangkuman.
Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan
menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan
dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian,
pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu
benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian
pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan
secara nyata. Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang
beriman) sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas.
Iman kepada Allah ialah:
a.
Membenarkan
dengan yakin akan adanya Allah;
b.
Membenarkan
dengan yakin akan keesaan-Nya, baik dalam perbuatan-Nya menciptakan alam
makhluk seluruhnya, maupun dalam menerima ibadat segenap makhluk-Nya;
c.
Membenarkan
dengan yakin, bahwa Allah bersifat dengan segala sifat sempurna, suci dari
segala sifat kekurangan dan suci pula dari menyerupai segala yang baharu
(makhluk).
Perlu dijelaskan lebih dahulu, bahwa
membenarkan dalam pengertian iman seperti yang tersebut di atas, ialah suatu
pengakuan yang didasarkan kepada makrifat. Karena itu perlulah kiranya
diketahui dahulu akan arti dan kedudukan makrifat itu.
Makrifat ialah: "Mengenal Allah
Tuhan seru sekalian alam" untuk mengenal Allah, ialah dengan memperhatikan
segala makhluk-Nya dan memperhatikan segala jenis kejadian dalam alam ini.
f.
Kunci Jawaban.
1.
Apa
Pengertian Iman ?
Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan
menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan
dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian,
pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu
benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian
pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan
secara nyata. Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang
beriman) sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas.
2.
Apa
Pengertian Iman Kepada Allah SWT, Jelaskan !
Iman kepada Allah ialah:
a.
Membenarkan
dengan yakin akan adanya Allah;
b.
Membenarkan
dengan yakin akan keesaan-Nya, baik dalam perbuatan-Nya menciptakan alam
makhluk seluruhnya, maupun dalam menerima ibadat segenap makhluk-Nya;
c.
Membenarkan
dengan yakin, bahwa Allah bersifat dengan segala sifat sempurna, suci dari
segala sifat kekurangan dan suci pula dari menyerupai segala yang baharu
(makhluk).
3.
Makrifat
ialah: "Mengenal Allah Tuhan seru
sekalian alam" untuk mengenal Allah, ialah dengan memperhatikan segala
makhluk-Nya dan memperhatikan segala jenis kejadian dalam alam ini.
g.
Senerai :
1.
Iman
: Percaya, Yakin
2.
Malaikat
: Makhluk Gaib Yang tercipta dari Cahaya
dan Patuh pada Allah
3.
Makrifat
: Mengenal Allah Tuhan seru sekalian alam
4.
Dalil
:Kalimat Yang dikutip dari kitab suci sebagai bukti kebenaran, Bunyi Hukum
KEGIATAN BELAJAR III
a.
Beriman Kepada Malaikat Allah SWT
1.
Pengertian Malaikat
Menurut bahasa “ مَلَا ئِكَةٌ “ bentuk jama’ dari “ مَلَكٌ “. Disebutkan bahwa kalimat itu berasal dari kata “ أَلُوكَةُ “ (risalah),
dan ada yang menyatakan dari “ لأَ كَ “ (mengutus), kemudian sang pembawa misi
biasanya disebut dengan Ar-Rasul dan ada pula yang berpendapat selain dari
keduanya. Adapun menurut istilah, malaikat adalah salah satu jenis makhluk
Allah yang Ia ciptakan khusus untuk taat
dan beribadah kepada-Nya serta mengerjakan semua tugas-tugasnya. Sebagaimana
dijelaskan Allah dalam firman-Nya: “Dan
kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi dan malaikat-malaikat yang
di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya, dan tiada
(pula) mereka letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada
henti-hentinya.” (QS. Al-Anbiya’: 19-20) Juga sebagaimana firman Allah , “Dan
mereka berkata, ‘Tiada yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak’.
Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang
dimuliakan, mereka itu tiada mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka
mengerjakan perintah-perintah-Nya.” (QS. Al-Anbiya’: 26-27)
2.
Iman Kepada Malaikat
Salah satu makhluk Allah swt. yang
diciptakan di alam ini adalah malaikat. Dia bersifat gaib bagi manusia, karena
tidak dapat dilihat ataupun disentuh dengan panca indra manusia. Sebagai muslim
kita diwajibkan beriman kepada malaikat. Iman kepada malaikat tersebut termasuk
rukun iman yang kedua. Apa yang dimaksud iman kepada malaikat? Iman kepada
malaikat berarti meyakini dan membenarkan dengan sepenuh hati bahwa Allah telah
menciptakan malaikat yang diutus untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu dari
Allah. Dasar yang menjelaskan adanya makhluk malaikat tercantum dalam ayat
berikut ini yang artinya: “Segala puji bagi Allah pencipta langit dan bumi,
yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam
urusan) yang mempunyai sayap masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat.”
(Q.S. Fatir: 1). Hal tersebut juga dijelaskan dalam hadits riwayat Muslim
tentang iman dan rukunnya. Dari Abdullah bin Umar, ketika diminta untuk
menjelaskan iman, Rasulullah bersabda, “iman itu engkau beriman kepada
Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya dan hari akhir
serta beriman kepada ketentuan (takdir) yang baik maupun yang buruk.” Dalam
hadits tersebut, percaya kepada malaikat merupakan unsur kedua keimanan dalam
Islam. Percaya kepada malaikat sangatlah penting karena akan dapat memurnikan
dan membebaskan konsep tauhid dari bayangan syirik.
Dari ayat dan hadits di atas dapat
diketahui bahwa beriman kepada malaikat merupakan perintah Allah dan menjadi
salah satu syarat keimanan seseorang. Kita beriman kepada malaikat karena Al
Qur’an dan Nabi memerintahkannya, sebagaimana kita beriman kepada Allah dan
Nabi-Nya.
Beriman kepada Malaikat Meliputi Hal-hal Berikut Ini:
1.
Mengimani
keberadaan para malaikat. Yakni para Malaikat itu termasuk alam ghaib, namun
nyata adanya. Para Malaikat itu juga memiliki fisik/jasad, sebagaimana dalam
firman Allah subhaanahu wa ta’aalaa (yang artinya) “Segala puji hanya khusus
bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat sebagai
utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap,
masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada
ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.” (Q.S.Fathir: Maka termasuk kesalahan dalam beragama jika meyakini
bahwa para Malaikat itu hanyalah simbol dari kekuatan maknawi, bukan makhluk
yang memiliki substansi dan jasad. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam
juga memberitakan bahwa ketika beliau Isra` dan Mi’raj, di langit ketujuh
diperlihatkan kepada beliau al-Baitul Ma’mur, yang di rumah suci tersebut para
Malaikat beribadah di dalamnya. Setiap harinya 70.000 malaikat masuk ke dalamnya kemudian keluar dan tidak pernah
kembali lagi, demikian seterusnya setiap hari. Ini menunjukkan bahwa jumlah
para Malaikat itu sangat banyak, tidak ada yang mengetahui jumlah mereka
kecuali Allah subhaanahu wa ta’aalaa.
2.
Mengimani
nama-nama para Malaikat yang terdapat dalam Al-Qur`an dan hadits Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Seperti Malaikat Jibril, Mika’il, Israfil,
Munkar, Nakir, Malik, dan yang lainnya. Adapun yang tidak disebutkan namanya
maka kita mengimani secara global bahwa mereka ada. Perlu diketahui, tidak
semua Malaikat disebutkan namanya dalam Al-Qur`an atau hadits Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam. Bahkan banyak pula yang hanya disebutkan sifat atau
tugasnya, namun tidak disebutkan namanya. Adapun nama ‘Izrail, yang dikenal
sebagai malaikat pencabut nyawa, maka nama tersebut tidak ada dasarnya dari
Al-Qur`an maupun dari hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Nama ‘Izrail
berasal dari sumber Israiliyyat (riwayat-riwayat Bani Israil). Dalam Al-Qur`an
disebut “Malakul Maut” (QS. As-Sajdah: 11).
3.
Mengimani
sifat-sifat para Malaikat sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur`an dan hadits
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Seperti Malaikat Jibril ‘alaihis salaam
yang Allah subhaanahu wa ta’aalaa sebutkan sifat-sifatnya dalam Al-Qur`an
sebagai malaikat yang mulia, kuat, berwibawa, terpercaya, dan memiliki bentuk
yang indah. “Sesungguhnya Al Qur’an itu benar-benar firman (Allah yang
dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang
mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy, yang ditaati di
sana (di alam malaikat) lagi dipercaya.” (At-Takwir: 19-21) “Yang diajarkan
kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, yang mempunyai bentuk yang indah; dan
(Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli.” (An-Najm: 5-6)
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga memberitakan bahwa
beliau pernah menyaksikan Jibril dalam wujud aslinya yang memiliki 600 sayap
(HR. al-Bukhari 3232, Muslim 147). Dari sayap tersebut bertebaran aneka warna
yang merupakan mutiara-mutiara indah dan batu-batu yakut!! (HR. al-Baihaqi
dalam Dala`il an-Nubuwwah II/372).
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang para
Malaikat pemikul ‘Arsy, bahwa mereka memiliki fisik yang sangat besar, jarak
antara cuping telinga dengan pundaknya adalah sejauh perjalanan 700 tahun !!
(HR. Abu Dawud 4727, al-Baihaqi dalam al-Asma’ wa ash-Shifat 846).
4.
Mengimani
tugas-tugas Malaikat yang disebutkan dalam Al-Qur`an dan hadits Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Allah subhaanahu wa ta’aalaa adalah Dzat yang
Maha Sempurna dan Maha Kuasa, yang sama sekali tidak butuh bantuan siapapun
dalam mengurus alam semesta ini. Namun
dengan segala hikmah-Nya, Allah subhaanahu wa ta’aalaa menghendaki dan
memerintahkan para Malaikat untuk mengurus beberapa urusan di alam semesta
dengan izin-Nya. Jibril bertugas menyampaikan wahyu kepada para rasul, yang
dengannya terwujud kehidupan hati dan ruh. Mikail bertugas mengurus hujan, yang
dengannya terwujud kehidupan badan. Israfil bertugas meniup sangkakala, yang
dengannya terwujud kehidupan kembali (kebangkitan) setelah kematian. Tiga
malaikat ini merupakan malaikat yang terbesar dan paling utama, Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam salah satu do’a iftitah yang dibaca pada
shalat malam mengatakan:
اللَّهُمَّ
رَبَّ جِبْرِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ، فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ،
عَالِمَ الغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
“Ya Allah, Rabb yang mengatur Jibril, Mikail, dan Israfil, Pencipta
langit dan bumi, Maha Mengetahui yang ghaib maupun yang tampak … “ (HR. Muslim 770).
Di antara ketiga malaikat tersebut,
yang paling utama adalah Jibril. Malik bertugas mengurus neraka, ada juga
malaikat yang mengurus jannah (surga), disebutkan dia bernama Ridwan. Malakul
Maut bertugas mencabut nyawa. Ada juga para malaikat yang bertugas memikul
‘Arsy. Di antara para malaikat tersebut ada pula yang ditugaskan oleh Allah
subhaanahu wa ta’aalaa untuk mengurus manusia, sehingga malaikat memiliki
hubungan yang sangat erat dengan umat manusia. Para malaikat adalah makhluk
yang sangat menginginkan kebaikan dan keselamatan untuk manusia. Berbeda dengan
syaithan, makhluk yang sangat menginginkan kejelekan dan kecelakaan bagi umat
manusia. Oleh karena itu, banyak dalil-dalil yang menyebutkan bahwa para
malaikat mendoakan kaum mukminin, di antaranya: “(Malaikat-malaikat) yang
memikul ‘Arsy dan Malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Rabb
mereka dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang
yang beriman (seraya mengucapkan): “Ya Rabb kami, rahmat dan ilmu Engkau
meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat
dan mengikuti jalan Engkau, dan jagalah mereka dari siksaan neraka yang
menyala-nyala.” (Ghafir : 7)
Termasuk pada saat yang kritis/genting, yakni ketika sakaratul
maut, para malaikat turun memberikan dukungan kepada orang beriman. Allah
subhaanahu wa ta’aalaa berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:
“Rabb kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka
(istiqamah), maka para malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan:
“Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan bergemberilah dengan
jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. Kami (para malaikat) adalah
pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat.“ (Fushshilat: 30-31)
Bahkan di jannah (surga) kelak, para malaikat akan mengucapkan
salam kepada kaum mukminin penghuni jannah. Allah subhaanahu wa ta’aalaa
berfirman (yang artinya):
وَالْمَلَائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ
كُلِّ بَابٍ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا
صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ
“Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka (jannah) dari
semua pintu; (sambil mengucapkan): “Salamun ‘alaikum bima shabartum
(keselamatan atas kalian berkat kesabaran kalian). Maka Alangkah baiknya tempat
kesudahan itu.” (Ar-Ra’d: 23-24)
Malaikat adalah
kekuatan-kekuatan yang patuh, tunduk dan taat pada perintah serta ketentuan
Allah SWT. Malaikat berasal dari kata “malak“ bahasa arab yang artinya
kekuatan. Dalam ajaran agama islam terdapat 10 malaikat yang wajib kita ketahui
dari banyak malaikat yang ada di dunia dan akherat yang tidak kita ketahui.
Iman kepada malaikat adalah bagian dari Rukun Iman.
Iman kepada
malaikat maksudnya adalah meyakini adanya malaikat, walaupun kita tidak dapat
melihat mereka, dan bahwa mereka adalah salah satu makhluk ciptaan Allah. Allah menciptakan mereka dari cahaya. Mereka
menyembah Allah dan selalu taat kepada-Nya, mereka tidak pernah berdosa. Tak
seorang pun mengetahui jumlah pasti malaikat, hanya Allah saja yang mengetahui
jumlahnya. Walaupun manusia tidak dapat melihat malaikat tetapi jika Allah
berkehendak maka malaikat dapat dilihat oleh manusia, yang biasanya terjadi
pada para Nabi dan Rasul.
b.
Tes Formatif
-
Jelaskan pengertian Malaikat ?
-
Sebutkan
Nama-nama malaikat beserta tugasnya ?
-
Bagaimanakah
cara kita Mengimani Malaikat ?
c.
Umpan
Balik
Malaikat adalah makhluk Allah yang Sangat Mulia, mereka sangat
patuh dan royal kepada Allah, Malaikat diciptakan oleh Allah SWT jumlahnya
ribuan dan selalu berdo’a dan berdzikir
kepada Allah SWT, sebagai manusia yang wajib kita ketahui hanya sepuluh
malaikat saja. Namun kita harus mempercayai keberadaan Malaikat Ciptaan Allah
SWT, salah satu bukti konkrit keberadaan malaikat adalah ketika Jibril Diutus
oleh Allah menyampaikan Wahyu yang pertama Kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu
surat al-alaq, dan surat itu terkandung didalam al-qur’an dan sampai saat ini
dapat kit abaca dan kita jumpai di dalam Al-qur’an.
d.
Tindak Lanjut.
Malaikat
diciptakan oleh Allah SWT tanpa di anugrahi nafsu, sehingga malaikat selalu
tunduk dan patuh kepada Allah SWT. Iman kepada malaikat maksudnya adalah
meyakini adanya malaikat, walaupun kita tidak dapat melihat mereka, dan bahwa
mereka adalah salah satu makhluk ciptaan Allah.
Allah menciptakan mereka dari cahaya. Mereka menyembah Allah dan selalu
taat kepada-Nya, mereka tidak pernah berdosa. Tak seorang pun mengetahui jumlah
pasti malaikat, hanya Allah saja yang mengetahui jumlahnya. Walaupun manusia
tidak dapat melihat malaikat tetapi jika Allah berkehendak maka malaikat dapat
dilihat oleh manusia, terutama manusia-manusia yang menjadi pilihan Allah SWT
untuk diberi petunjuk dan Hidaya-NYA, yang biasanya terjadi pada para Nabi dan
Rasul. Seperti Nabi Muhammad SAW Ketika Menerima Wahyu Yang pertama di gua
Hira’
e.
Rangkuman
Beriman kepada malaikat beerti wajib
bagi setiap orang Islam mengetahui bahawa malaikat adalah makhluk yang Allah
s.w.t jadikan daripada cahaya dan boleh berupa berbagai bentuk, tidak bersifat
seperti sifat manusia. Malaikat juga menjalankan perintah Allah s.w.t dengan
taat dan patuh. Jumlah malaikat adalah terlalu banyak dan kita sebagai umat
Islam wajib mengetahui 10 daripadanya.
Nama Malaikat Tugasnya
a.
Jibril Menyampaikan
wahyu
b.
Raqib Mencatat
amalan keburukan
c.
Atib Mencatat
amalan kebaikan
d.
Izrail
Mengambil nyawa
e.
Mikail
Menurunkan rezeki
f.
Israfil Meniup
sangkakala
g.
Mungkar Menyoal orang
mati
h.
Nankir Menyoal
orang mati
i.
Malik Menjaga
neraka
j.
Ridzuan Menjaga
syurga
f.
Kunci Jawaban
-
Menurut
bahasa “ مَلَا ئِكَةٌ “ bentuk jama’ dari “
مَلَكٌ “. Disebutkan bahwa kalimat itu berasal
dari kata “ أَلُوكَةُ “ (risalah),
dan ada yang menyatakan dari “ لأَ كَ
“ (mengutus), kemudian sang pembawa misi biasanya disebut dengan Ar-Rasul dan
ada pula yang berpendapat selain dari keduanya. Adapun menurut istilah,
malaikat adalah salah satu jenis makhluk Allah
yang Ia ciptakan khusus untuk taat dan beribadah kepada-Nya serta
mengerjakan semua tugas-tugasnya.
-
Nama
Malaikat Tugasnya
Ø Jibril Menyampaikan
wahyu
Ø Raqib Mencatat
amalan keburukan
Ø Atib Mencatat
amalan kebaikan
Ø Izrail
Mengambil nyawa
Ø Mikail
Menurunkan rezeki
Ø Israfil Meniup
sangkakala
Ø Mungkar Menanyai
orang mati
Ø Nankir Menanyai
orang mati
Ø Malik Menjaga
neraka
Ø Ridzuan Menjaga
syurga
-
Beriman
kepada Malaikat Meliputi Hal-hal Berikut Ini:
g.
Mengimani
keberadaan para malaikat.
h.
Mengimani
sifat-sifat para Malaikat.
i.
Mengimani
nama-nama para Malaikat yang terdapat dalam Al-Qur`an dan hadits Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
j.
Mengimani
tugas-tugas Malaikat yang disebutkan dalam Al-ur`an dan hadits Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
g. Senarai
1.
Jamak
; Banyak, Rangkap, Ganda
2.
Risalah
: Mengenai Kerasulan, Kerasulan, Surat selebaran mengenai agama
3.
Ghaib
: Tidak Nampak
4.
Panca
Indera : Alat Indera ( lima alat Indera ) Perasa, Pembau, Pelihat, pengecap
Pendengar, Peraba.
5.
Jasad
: Raga, Badan, tubuh, Sesuatu yang terwujud
Daftar Pustaka
Departemen
Pendidikan Nasional Ensiklopedi Islam. PT Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 2002
Depdiknas,
Kamus Bahasa Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian
PendidikanNasional, 2011
Departemen
Agama Republik Indonesia, Pendidikan Agama Islam Kelas I SMU, Direktorat
Pembinaan Pendidikan Agama Islam Sekolah Umum, Jakarta, 1994.
Al-Quran
dan terjemahan CV Asy-Syfa, Semarang, 1998.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar