AYAT-AYAT AL-QUR’AN DAN HADIST TENTANG
PENDIDIKAN
A.
AYAT-AYAT AL-QUR’AN DAN HADIST TENTANG PENDIDIKAN
1. Surat Al-a’alq ayat 1-5:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ {1} خَلَقَ
الإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ {2} اقْرَأْ وَرَبُّكَ اْلأَكْرَمُ {3} الَّذِي عَلَّمَ ابِالْقَلَمِ
{4} عَلَّمَ اْلإِنسَانَ مَالَمْ يَعْلَمْ }5}
Artinya
:”Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan tuhanmu lah yang paling
pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahui.
2. Surat Al-Mujadalah ayat 11:
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ
أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ............
Artinya
:”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan.”(QS.Al-Mujadalah:11)
3. Surat Thoha ayat 114:
وَقُل رَّبِّ زِدْنِي عِلْمًا
Artinya :”Dan katakanlah (olehmu
muhammad),”ya tuhanku, tambahkan kepadaku ilmu pengetahuan.”
4. Surat Shod ayat 29:
كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا
ءَايَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُوا اْلأَلْبَابِ.
Artinya :”ini adalah sebuah kitab
yang kami turunkan kepadamu penuh dengan keberkahan supaya mereka memperhatikan
ayat-ayatnya, dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai
pikiran.”
5. Surat Lukman ayat 14-17 :
وَوَصَّيْنَا اْلإِنسَانَ
بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ
أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَىَّ الْمَصِيرُ {14} وَإِن جَاهَدَاكَ عَلَى
أَن تُشْرِكَ بِي مَالَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلاَ تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي
الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَىَّ ثُمَّ إِلَىَّ مَرْجِعُكُمْ
فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ {15} يَابُنَيَّ إِنَّهَآ إِن تَكُ مِثْقَالَ
حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُن فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي اْلأَرْضِ
يَأْتِ بِهَا اللهُ إِنَّ اللهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ {16} يَابُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاَةَ
وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَآأَصَابَكَ إِنَّ
ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ اْلأُمُورِ {17}
Artinya
:” [Ayat 14] Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan
kepada kedua dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.
[Ayat 15] Dan jika keduanya
memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu
tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya
di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian
hanya kepada-Ku lah kembalimu, maka kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan….
[Ayat 16] (Luqman berkata): “Hai
anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada
dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan
mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha
Mengetahui.
[Ayat 17] Hai anakku, dirikanlah
shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari
perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.
Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
HADIST-HADIST
TENTANG PENDIDIKAN
A.
Hadist Anas bin Malik tentang Membuat Mudah, Gembira dan Kompak
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ يَسِّرُوا وَلاَ تُعَسِّرُوا وَبَسِّرُواوَلاَتُنَفِّرُوا (اخرجه
البخاري في كتاب العلم
Artinya:
Dari Anas bin Malik dari Nabi SAW ”mudahkanlah dan jangan kamu persulit.
Gembirakanlah dan jangan kamu membuat lari”. (HR. Abu Abdillah Muhammad bin
Ismail al-Bukhori al-Ju’fi)
Hadist
di atas menjelaskan bahwa proses pembelajaran harus dibuat dengan mudah
sekaligus menyenangkan agar siswa tidak tertekan secara psikologis dan tidak
merasa bosan terhadap suasana di kelas, serta apa yang diajarkan oleh gurunya.
Dan suatu pembelajaran juga harus menggunakan metode yang tepat disesuaikan
dengan situasi dan kondisi, terutama dengan mempertimbangkan keadaan orang yang
akan belajar.
Meskipun
dalam islam banyak hal yang telah dimudahkan oleh Allah akan tetapi perlu
diperhatikan bahwa maksud kemudahan islam bukan berarti kita boleh menyepelekan
syari’at islam dalam hal pendidikan, mencari-cari ketergelinciran atau mencari
pendapat lemah sebagian ulama agar kita bisa seenaknya, namun kemudahan itu
diberikan dengan alasan agar kita selalu melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.
B.
Hadist Aisyah tentang Menyampaikan Perkataan yang Jelas dan Terang
عَنْ عَائِشَةََرَحِمَهاَاللهُ قَالَتْ كَانَ كَلاَمُ رَسُوْلِ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلاَماًَفَصْلاَيَفْهَمُهُ كُلُّ مَنْ سَمِعَهُ
(اخرجه ابوداود في كتاب الادب
Artinya:
Dari Aisyah rahimahallah berkata: ”Sesungguhnya perkataan Rasulullah SAW adalah
perkataan yang jelas memahamkan setiap orang yang mendengarnya. (HR. Abu Daud
Sulaiman ibn al-Asy’as al-Sjastani al-Azdi)
Hadist
tersebut untuk kita sebagai calon guru agar dalam pengucapan suatu perkataan
hendaklah dengan terang dan jelas, supaya orang yang mendengarkan (peserta
didik) dapat memahami maksud yang disampaikan. Dan apabila dengan ucapan
pertamanya belum menjelaskan kepada murid, ,maka guru itu wajib mengulanginya
agar murid tersebut bisa paham dalam pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Perkataan
yang jelas dan terang akan menjadi salah satu faktor keberhasilan suatu
pendidikan, karena jika tidak demikian dikhawatirkan nantinya akan terjadi
salah pengertian, ketika terjadi salah pengertian bukan tidak mungkin justru
peserta didik akan melenceng dari yang diharapkan. Diharapkan dengan adanya
perkataan yang jelas dan terang tersebut anak didik mampu mmenyerap dan memahami
apa yang diharapkan oleh pendidik.
C.
Hadist Abu Hurairah tentang Metode Cerita (Kisah)
عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِي الله عَنْه اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَا رَجُلٌُ يَمْشِي فَاشْتَدَّ عَلَيْهِ
العَطَشُ فَنَزَلَ بِئْرًا فَشَرِبَ مِنْهَا ثُمَّ خَرَجَ فَاِذَا هُوَ بِكَلْبٍ
يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنَ العَطَشِ فَقَالَ لَقَدْ بَلَغَ هَذَا مِثْلُ
الَّذِي بَلَغَ بِي فَمَلاَ خُفَّهُ ثُمَّ أَمْسَكَهُ بِفِيْهِ ثُمَّ رَقِيَ
فَسَقَى الكَلْبَ فَشَكَرَ اللهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ قَالُوا يَارَسُوْلَ اللهِ
وَإِنَّ لَنَا فِي البَهَا ئِمِ أَجْرًا قَالَ فِي كُلِّ كَبِدٍرَطْبَةٍ أَجْرٌ
(اخرجه البخاري في كتاب المشقات
Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a. sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: ”Ketika seorang
laki-laki sedang berjalan-jalan, tiba-tiba ia merasakan sangat haus sekali.
Kemudian ia menemukan sumur lalu ia masuk kedalamnya dan minum, kemudian ia
keluar (dari sumur) kemudian datang seekor anjing yang menjulur-julurkan
lidahnya ia menjilati tanah karena sangat haus, lelaki itu berkata: anjing
sangat haus sebagaimana aku, kemudian ia masuk kedalam sumur lagi dan ia
memenuhi sepatunya (dengan air) kemudian (ia naik lagi) sambil menggigit
sepatunya dan ia memberi minum anjing itu kemudian Allah bersyukur kepadanya
dan mengampuninya. Sahabat bertanya: ”Wahai Rasulullah, adakah kita mendapat
pahala karena menolong hewan?”, Nabi menjawab: ”Disetiap yang mempunyai limpa
hidup ada pahalanya.”(HR. Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhori al-Ju’fi)
Dari
hadist di atas menerangkan bahwa apabila kita berbuat baik kepada sesama
makhluk Allah SWT walaupun perbuatan tersebut hanya sebesar biji jagung, maka
perbuatan kita akan mendapat pahala dan ridho Allah SWT. Misalnya memberi minum
hewan yang najis.
Sehingga
dapat dijelaskan bahwa pendidikan metode kisah atau cerita ini dapat
menimbulkan kesan mendalam pada jiwa seorang anak didik, sehingga dapat membuka
hati nuraninya dan berupaya melakukan hal-hal yang baik dan menjauhkan dari
perbuatan yang buruk sebagai dampak dari kisah itu, apalagi penyampaikan
kisah-kisah tersebut dilakukan dengan cara menyentuh hati dan perasaan.
Al-Qur’an mempergunakan meode cerita untuk seluruh pendidikan dan bimbingan
yang mencakup seluruh metodologi pendidikannya, yaitu untuk pendidikan mental,
akal dan jasmani serta menaruh jaringan-jaringan yang berlawanan yang terdapat
didalam jiwanya itu, pendidikan melalui teladan dan pendidikan melalui nasehat.
Oleh karena itu, cerita merupakan kumpulan bimbingan yang snagat baik.
D.
Hadist Abu Hurairah tentang Metode Tanya Jawab
عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَجُلٌُ يَا رَسُوْلَ اللهِ مَنْ
أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ الصُّحْبَةِ؟ قَالَ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ
أُمُّكَ ثُمَّ أَبُوْكَ ثُمَّ أَدْنَاكَ أَدْنَاكَ (أخرجه مسلم في كتاب البروالصلة
والاداب
Artinya:
Dari Abi Hurairah, ia berkata: ada seorang laki-laki datang pada Rasulullah SAW
kemudian ia bertanya: ”Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku
hormati?”. Beliau menjawab Ibumu, ia berkata kemudian siapa?” Beliau menjawab
kemudian ibumu, ia berkata kemudian siapa? Beliau menjawab kemudian ibumu, ia
berkata kemudian siapa? Beliau menjawab kemudian Bapakmu dan saudara-saudara
dekatmu.(HR. Muslim bin al-Hijaj Abu al-Husain al-Qusyairi al-Naisaburi)
Hadist
di atas menerangkan bahwa suatu ketika ada seseorang laki-laki datang kepada
Rasulullah, kemudian bertanya tentang orang-orang yang paling berhak untuk
dihormatinya. Kemudian terjadilah dialog antara Rasulullah dan laki-laki
tersebut dan Rasulullanpun mengajarinya tentang akhlak terhadap orang tuanya
terutama ibunya, maka terjadilah tanya jawab antar keduanya.
Metode
tanya jawab merupakan metode yang paling tua digunakan disamping metode yang
lain, karena metode ini banyak sekali digunakan para Nabi terdahulu. Dan dalam
penggunaan metode ini, pengertian dan pemahaman akan terasa lebih mantap.
Sehingga segala bentuk kesalahpahaman dan kelemahan daya tangkap terhadap
pelajaran dapat dihindari semaksimal mungkin.
Metode
tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi
langsung yang bersifat Two Wag Traffic, sebab pada saat yang sama terjadi
dialog antara guru dengan siswa, dalam komunikasi ini terlihat adanya timbal
balik secara langsung antara guru dengan siswa. Metode ini bertujuan untuk
mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa,
untuk merangsang siswa berfikir, dan memberi kesempatan pada siswa untuk
mengajukan maslah yang belum paham.[9]
E.
Hadist Anas bin Malik tentang Metode Diskusi
عَنْ أَنَسٍ رَضِي الله عَنْه قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًاأَوْ مَظْلُوْمًا قَالُوا يَارَسُوْلَ
اللهِ هَذَا نَنْصُرُهُ ظَالِمًا قَالَ تَأْخُذُفَوْقَ يَدَيْهِ (أخرجه البخاري في
كتاب الظالم والغضب
Artinya:
Dari Anas bin Malik ra, ia berkata: Rasulullah telah bersabda: tolonglah
saudaramu yang dzalim maupun yang didhalimi. Mereka bertanya: wahai Rasulullah,
bagaimana menolong orang dzalim?, Rasulullah menjawab tahanlah (hentikan) dia
dan kembalikan dari kedzaliman, karena sesungguhnya itu merupakan pertolongan
kepadanya.(HR. Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhori al-Ju’fi)
Hadist
ini menjelaskan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan kepada kita untuk menolong
orang yang dzalim dan yang didzalimi. Anas berkata ia telah menolong orang yang
didzalimi, kemudian ia berkata kepada Rasulullah bagaimana cara menolong orang
yang dzalim? Rasul pun menjawab untuk menghentikannya dan mengembalikannya dari
kedzaliman. Diskusi terdapat pada permasalahan bagaimana cara menghentikan
orang dzalim tersebut dan mengembalikan dia dari kedzalimannya.
Diskusi
pada dasarnya tukar menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur penaglaman,
secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas
dan lebih teliti tentang sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan merampungkan
keputusan bersama. Oleh karena itu diskusi bukan debat atau perang mulut. Dalam
diskusi tiap orang diharapkan memberikan smbangan sehingga seluruh kelompok
kembali dengan paham yang dibina bersama.
F.
Hadist Abu Hurairah tentang Alat Peraga
عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَافِلُ اليَتِيْمِ لَهُ أَوْلِغَيْرِهِ أَنَا وَهُوَ
كَهَاتَيْنِ فِي الجَنَّةِوَأَشَارَمَالِكٌ بِالسَّبَّابَةِوَالوُسْطَى(اخرجه مسلم
في الزهدوالرقائق
Artinya:
”Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda : ” Aku akan bersama
orang-orang yang menyantuni anak yatim di surga akan seperti ini (Rasulullah
menunjukkan dua jari, jari telunjuk dan tengah yang saling menempel)”.(HR.
Muslim bin al-Hijaj Abu al-Husain al-Qusyairi al-Naisaburi)
Hadits
ini memang tidak secara eksplisit menerangkan tentang penggunaan alat peraga
dalam metode pengajaran akan tetapi secara implisit Nabi Muhammad SAW
memberikan contoh tentang penggunaan alat peraga dalam memberikan penjelasan
dengan cara menunjukkan kedua jari Beliau sebagai perumpamaan. Dari hadits ini
kita mendapati bahwa dalam memahami konsep yang abstrak, kita membutuhkan suatu
media yang kongkrit agar pengetahuan menjadi mudah dipahami.
Alat
peraga merupakan salah satu komponen penentu efektivitas belajar. Alat peraga
mengubah materi ajar yang abstrak menjadi kongkrit dan realistik. Penyediaan
alat peraga merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan belajar sesuai dengan
tipe belajar siswa. Pembelajaran menggunakan alat peraga berarti mengoptimalkan
fungsi seluruh panca indera siswa untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa
dengan cara mendengar, melihat, meraba dan menggunakan pikirannya secara logis
dan realistis. Ada beragam jenis alat peraga pembelajaran, mulai dari benda
aslinya, tiruannya, yang sederhana sampai yang canggih, diberikan di dalam
kelas atau luar kelas. Bisa juga berupa bidang dua dimensi (gambar), bidang
tiga dimensi (ruang), animasi/flash (gerak), video (rekaman atau simulasi).
Teknologi telah mengubah harimau yang ganas yang tidak mungkin dibawa dalam
kelas bisa tampak di dalam kelas dalam habitat kehidupan yang sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar